IBADAH

BERBAGI BERITA IBADAH

ALHANDULILLAH ....SUDAH ADA CARA MEYELESAIKAN PERBEDAAN PENETAPAN RAMADHAN DAN SATU SYAWAL?? BERIKUT PENJELASANNYA

Kementerian Agama menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan Syawal 1437 H pada Senin (4/7) mendatang. Kemenag akan menetapkan kapan berakhirnya bulan Ramadan dan kapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H.

"Sidang itsbat awal Syawal tahun ini akan dilaksanakan pada Senin, 4 Juli 2016 M di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama RI, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Muhammad Thambrin di Jakarta, Senin (27/6/2016)

Dalam beberapa tahun kedepan penetapan 1Ramadhan atau 1 syawal tidak ada perbedaan, menerut predikisi para ilmuwan namun Perbedaan adalah suatu ketetapan dari Allah SWT, dengan perbedaan itu akan timbul sebuah pergerakan seperti air dan udara ; dia bergerak dari ruang yang  padat ke ruang yang kosong, dan daerah yang padat bergerak pada daerah yang tidak padat. Begitulah kehidupan ini yang diatur oleh Tuhan Yang Maha Perkasa.
Setiap tahun Umat Islam selalu mejalankan ibadah rukun islam yang keempat yaitu Puasa di Bulan Ramadhan dan diakhiri dengan hari raya idul fitri. Umat Islam selalu dihadapkan pada persoalan penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, dimana sering terjadinya perbedaan penetapan baik 1 Ramadhan ataupun 1 Syawal. Para ulama berselisih pendapat didalam menentukan awal bulan puasa ataupun 1 Syawal yakni dengan cara melihat bulan langsung (rukyat) atau dengan cara Hisab yaitu perhitungan.

Pendapat pertama mengatakan bahwa cara menentukan awal ramadhan/Syawal adalah dengan melihat bulan secara langsung (rukyat) dan tidak bolah menggunakan Hisab. Ini adalah pendapat mayoritas Ulama.

Dalil mereka adalah sebagai berikut :
1.Hadis Nabi Muhammad SAW
“Jika kalian melihat hilal (Ramadhan), maka berpuasalah, dan jika kalian melihat hilal (Syawal), maka berbukalah.” (HR Muslim no.1081)
2.Hadis Nabi Muhammad SAW
“Jangalah kalian berpuasa sampai kalian melihat hilal, dan jangan berbuka sampai melihatnya lagi, jika bulan tersebut tertutup awan, maka sempurnakan bulan tersebut sampai tiga puluh.”(HR Bukhori no 1906 dan Muslim no 1080)
3.Hadis Nabi Muhammad SAW
“Berpuasalah karena kalian melihat bulan, dan berbukalah ketika kalian melihat bulan. Jika bulan tersebut tertutup awan, maka sempurnakanlah bulan sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR Bukhori no.1909 dan Muslim no.1081)

Hadist – hadist diatas menunjukkan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat bulan secara langsung. Jika bulan tersebut terhalang oleh awan, hendaknya disempurnakan bilangan bulan tiga puluh hari, inilah maksud lafaz “faqdiru lahu” dalam hadist diatas setelah menjama’ beberapa riwayat yang ada.

Pendapat kedua mengatakan bahwa cara menentukan awal bulan Ramadhan/Syawal dengan menggunakan Hisab. Ini adalah pendapat Mutharrif bin Abdullah, Ibnu Suraij dan Ibnu Qutaibah. Mereka berdalil dengan hadist riwayat muslim diatas (Hadist no 2), hanya saja kelompok ini menafsirkan lafaz”Faqdiru lahu” dengan ilmu hisab, yaitu jika bulan tertutup dengan mendung, maka pergunakanlah ilmu Hisab.

Terlepas pendapat mana yang BENAR tentunya kita sebagai umat Islam harus ikut aktif untuk bergerak menyatukan pendapat para ulama – ulama tersebut karena Pada titik inilah umat Islam seharusnya harus jeli bisa menetapkan sebuah ketetapan yang BENAR. Selain alasan ibadah yang BENAR, alasan yang lainnya adalah bahwa  dalam sebuah hadist  bahwa; Haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal. Tentu tidak ada orang yang berpuasa selama 29 atau 30 hari menjadi berdosa karena masih berpuasa pada 1 Syawal tersebut. Ini bisa berpotensi terjadi perpecahan dalam umat Islam dan tentu perbedaan ini  bukan yang dimaksud dalam firman Allah SWT tentang PERBEDAAN.
Sesuai dengan apa yang dikatan oleh Imam Musa al-Kadzim “Sesungguhnya Allah mempunyai dua hujjah atas manusia, hujjah lahiriah dan hujjah batiniah. Hujjah lahiriah adalah para Rasul dan Imam, sedangkan hujjah batiniah adalah akal.”

Hujjah yang pertama tentu sudah tidak ada lagi, hujjah yang kedua tentunya yang bisa kita maksimalkan yaitu AKAL.Kami menyegarkan kembali ingatan kita tentang RUMUS BENAR, bagi kita umat muslim yang awam ini tentu menjadi bingung mengenai permasalahan ini, siapa yang harus kita ikuti, karena masing-masing mepunyai dalil dari Al-Quran dan hadist Nabi. 
APA ITU BENAR ?
1. RASIONAL / MASUK AKAL
2. BUKTI
3. SISTEMATIS
4. UNIVERSAL

Mari kita sinkronkan RUMUS ini denga permasalahan yang ada (cara Rukyat atau Hisab).
1.Rasional; Apakah cara rukyat rasional/masuk akal?
Jawabnya; YA, mengapa? RASIONAlitasnya orang yang beragama adalah KITAB Al Quran atau HADIST NABI. 

2.Bukti ; Apakah bukti rukyat itu umat menjadi lebih baik?
Jawabnya; bisa YA, bisa TIDAK, karena jika ada metode lain yang lebih adil dari RUKYAT.

3.Sistematis; Apakah cara rukyat ini SISTEMATIS?
Jawabnya; Tidak, mengapa? Karena rukyat ini menggunakan mata telanjang. Tentu panglihatan yang satu dengan yang lain berbeda. Apalagi semua negara ISLAM dalam menentukan jadwal SHOLAT, sudah menggunakan HISAB. Dalam Ilmu pengetahuan Dunia hitungan waktu hanya ada satu yaitu DETIK,MENIT, JAM, HARI, BULAN, TAHUN tidak ada peritungan waktu yang lain. Maka ilustrasinya(gambaranya); dari menaiki anak tangga 1,2,3,4,5 tiba-tiba berubah menjadi manaiki pohon pinang, maka tentu akan sangat susah. Begitulah yang terjadi, dari penentuan jadwal Sholat dengan menggunakan HISAB berubah menjadi RUKYAT setalah pada bulan RAMADHAN atau 1 SYAWAL.

4.Universal; Apakah cara rukyat ini UNIVERSAL?
Jawabnya ; Tidak, Agama Islam adalah agama yang UNIVERSAL, yaitu agama yang diperuntukkan seluruh Umat. Bagaimana dengan umat yang Ilmunya sudah Tinggi? Dimana Perencanaan(planing) menjadi salah satu poin yang harus mereka lakukan? Dengan menggunakan cara RUKYAT maka perencanaan akan menjadi mati, karena cara Rukyat adalah cara yang manual. Apa yang dilakukan oleh Nabi Yusuf AS tentang Perencanaan; “menghadapi tujuh tahun kemarau panjang di Negeri Mesir” yang diceritakan dalam Al-Quran tentu menjadi sebuah cerita belaka. Artinya cara RUKYAT, Umat yang Ilmunya sudah tinggi, dimana perencaan menjadi salahsatu poin penting bagi mereka menjadi tidak terwakili, padahal ISLAM adalah Agama seluruh Umat. Firman Allah Surat Furqon ayat 1. Dan Surat Saba’ ayat 28, Surat Al-A’raf ayat 158).

Dari rumus ke EMPAT BENAR dapat disimpulkan bahwa :
1.Cara Rukyat terbentur/tidak bisa diterima  pada rumus ke-3(sistematis) dan rumus ke-4 (Universal)
2.Cara rukyat menjadi kurang adil untuk masa sekarang, karena ada sekelompok umat yang tak terwakili, yaitu para Ilmuwan.
3.Apabila rumus ke-3(sistematis) dan rumus ke-4(Universal) tidak terpenuhi, maka akan merambat/berdampak kerumus ke-2(bukti). Apabila rumus ke-2(bukti) juga tidak bisa menerima maka umat akan menjadi RESAH (terjadi pada tahun 2012, umat menjadi mudah menyalahkan).
Semoga apa yang kami lakukan ini bermanfaat bagi umat sekalian. Aminn, Allah SWT maha BENAR, semua kembali kepada-Nya.

BACA : http://khofifahraisya.blogspot.co.id/2016/07/menolong-orang-pingsan-pada-saat-sholat.html

Penulis : Akhyar Julianto

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "ALHANDULILLAH ....SUDAH ADA CARA MEYELESAIKAN PERBEDAAN PENETAPAN RAMADHAN DAN SATU SYAWAL?? BERIKUT PENJELASANNYA"