IBADAH

BERBAGI BERITA IBADAH

SISTEMATIS, AGAMA ISLAM SEPERTI ITU??? BERIKUT ULASANNYA.



Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya  atau simpelnya adalah teratur menurut sistem; memakai sistem; dng cara yg diatur baik-baik.
SISTEMATIS ini akan saya ilustrasikan saya gambarkan seperti kita naik tangga. Yaitu dari anak tangga satu, anak tangga dua, anak tangga tiga dan seterusnya. Itulah yang di maksud SISTEMATIS. Atau ada dua jalan maka sudah barang tentu kita harus memilih salah satu jalan tersebut. Bagaimana yang dimaksud dengan tidak sistematis. Kita naik tangga dari anak tangga pertama, setelah itu naik tangga ke tiga, selanjutnya naik anak tangga yang kelima setelah itu turun keanak tangga dua, selanjutnya naik ke anak tangga empat maka cara ini disebut tidak sestematis(acak-acakan).

Mari kita lihat pada ajaran Islam.
Dalam sebuah Hadist
حديث ابي هريرة قال كان النبي صلى الله عليه و سلم بارزا يوما للنافاتاه رجل فقال: ما الايمان؟ قال: الايمان ان تؤمن باالله وملائكته و بالقائه وبرسله وتؤمن بالبعث قال: مالاسلام؟ قال: الاسلام ان تعبد الله ولا تشرك به و تقيم الصلاة وتؤدى الزكاة المفرضه وتصوم رمضان. قال: ماالاحسان؟ قال: ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك. قال: متى الساعة؟ قال: ما المسئول عنها باعلم من السائل وساخبرك عم اشرا طها اذا ولدت الامة ربها واذا تطاول رعاة الابل البهم فى البنيان. فى خمس لا يعلمهن الا الله ثم تلا النبى: ان الله عنده علم السعاة. ثم ادبر فقال: "ردوه" فلم يرواشيئا. فقال: هذا جبريل يعلم الناس دينهم

Artinya:’ Ab¬¬ Hurairah r.a berkata : Pada suatu hari ketika Nabi saw duduk bersama sahabat, tiba-tiba datang seseorang bertanya : Apakah iman ?. Jawab Nabi : Iman ialah percaya kepada Allah dan Malaikat-Nya dan akan bertemu dengannya, dan pada Nabi utusan-Nya, dan percaya pada hari berbangkit dari kubur. Lalu Nabi ditanya : Apakah Islam ?. Jawab Nabi SAW ; Islam adalah menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat yang telah diwajibkan dan puasa pada bulan Ramadan. Lalu Nabi ditanya : Apakah Ihsan ?. Jawab Nabi : Ihsan adalah menyembah pada Allah seakan-akan engkau melihatnya, tetapi apabila kamu tidak melihat-Nya, dia pasti melihat kamu. Lalu Nabi ditanya : Kapankah hari kiyamat ?. Jawab Nabi : Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang menanya, tetapi saya katakan padamu beberapa syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari kiyamat, jika budak sahaya telah melahirkan majikannya dan jika pengembala onta dan ternak lainnya telah berlomba-lomba membangun gedung-gedung. Termasuk lima perkara yang tidak diketahui kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat :
“Sesungguhnya Hanya Allah yang mengetahui bilakah hari kiyamat, dan dia pula yang menurunkan hujan, dan mengetahui yang di dalam rahim ibu, dan tiada seorangpun yang mengetahui apa yang terjadi besok hari, dan tidak seorangpun mengetahui dimanakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah mengetahui sedalam dalamnya”.(Q.S. Al-Ahzab ayat 63). Kemudian pergilah orang itu, lalu Nabi menyuruh sahabat; kembalikan orang itu !, tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu, maka rasul bersabda. Itu malaikat Jibril datang untuk mengajari agama pada manusia”.

Pada Hadis di atas ada empat aspek yang dijelaskan, yaitu aspek iman, islam, ihsan dan tentang waktu hari kiyamat. Pada Hadis tersebut dijelaskan bahwa iman ialah mempercayai Allah dan Malaikatnya serta meyakini akan berjumpa dengannya, beriman dengan rasul-rasulnya, dan beriman kepada hari kiyamat.
Masalah iman merupakan masalah pokok (pundamen) dalam Islam, karena menyangkut masalah meng-Esa-kan Tuhan yaitu Allah SWT. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat tauhid yaitu:

لا اله الا الله
“Tiada Tuhan selain Allah”. 
Kalimat ini menjadi landasan dasar dan inti Islam, yang membedakan manusia menjadi seorang mukmin atau kafir. Dalam artian pengakuan terhadap ke-Esa-an Allah SWT, dan penolakan terhadap Tuhan yang lainnya.

Pada hadis di atas dijelaskan ada lima hal yang harus diimani, yaitu beriman kepada Allah, kepada Malikat-Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul-Rasul dan Hari Akhirat (hari berbangkit).  Pada hadis yang lain rasul menambahkan satu hal lagi yang harus diimani,  para ulama memasukkannya kepada rukun iman, yaitu beriman kepada Qa«a dan Qadar yang baik dan yang buruk. Sebagaimana yang dipaparkan hadis di bawah ini :

الايمان ان تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الاخر وتؤمن بالقدر خيره و شره

”Iman ialah mengimani Allah, Malaikatnya, Kitab-Kitabnya, Rasul-Rasulnya, Hari Akhirat dan mengimani Qadar baik dan buruk-Nya”.

Beriman kepada Allah dalam artian, mempercayai bahwa tiada Tuhan selain daripada Allah, mengEsakan-Nya dan tidak mensyarikatkannya dengan sesuatu, dan mengimani sifat-sifat yang wajib padanya, yang pada intinya mematuhi perintah dan meninggalkan larangannya. Beriman kepada Malaikat mengandung arti menyakini bahwa Allah menciptakan Malaikat yang selalu patuh terhadapnya. Menurut ulama ada sepuluh malaikat yang harus diimani. 

Beriman dengan Kitab Allah, mengandung artian, mempercayai bahwa kitab-kitab yang turun kepada rasul pilihannya adalah benar berasal dari Allah SWT. Ada empat kitab yang wajib diimani yaitu Al-quran, Zabur, Inzil dan Taurat. Beriman pada Rasul, mengandung artian bahwa percaya bahwa Allah mengutus  rasul-rasulnya untuk menyampaikan amanahnya kepada umat manusia di muka bumi. Beriman pada Hari Kiyamat mengandung arti mempercayai bahwa hidup di dunia ini akan berakhir, dan akan mengalami kehidupan yang baru yaitu alam akhirat, yang mana pada alam ini akan terjadi pembalasan segala amal perbuatan manusia sewaktu hidup di dunia.

Beriman pada qadar baik dan buruk, mengandung artian meyakini Allah mempuyai kekuasaan untuk menetapkan hal yang baik dan yang buruk terhadap manusia,  setelah manusia tersebut terlebih dahulu melakukan usaha, (ikhtiar). Keenam hal tersebut di atas harus tertanam di dalam setiap keyakinan umat Islam, karena enam hal tersebut termasuk rukun iman.

Pada hadis pertama di atas dijelaskan rasul, bahwa Islam adalah mmengabdi kepada Allah dan tidak mensyarikatkannya(syahadat), mendirikan sembahyang, menunaikan zakat yang diwajibkan dan puasa pada bulan Ramadan. Pada hadis berikut ini, ditambahkan satu hal lagi oleh Nabi yaitu haji kepada Baitul al-Haram.

حديث ابن عمر رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: بني الاسلام على خمس: شهادة ان لا اله الا الله وان محمد رسول الله و اقام الصلاة وايتاء الزكاة والحج و صوم رمضان.

Artinya :”Dari Umar, dari Nabi Saw, beliau bersabda : Islam itu dibangun atas lima hal, yaitu meng Esakan Allah mendirikan Shalat, memberikan Zakat, Puasa pada bulan Ramadhan dan Haji ke Baitullah”.

Lima perkara di atas merupakan rukun Islam. Menyembah Allah dalam artian menghambakan diri padanya bahwa kita sebagai makhluk-Nya. Kemudian patuh terhadap-Nya, dialah yang maha kuasa alam jagat raya, dia patut disembah tidak ada selain Dia. Diibaratkan manusia dihadapan Allah laksana seorang hamba dengan majikannya (tuannya), patuh terhadap segala perintah tuannya dan setia selalu dan tiada kekuatan-kekuatan untuk menentang perintah dari tuannya tersebut.

Mensyarikatkan Allah mengandung makna, tidak menyamakan Allah dengan yang lain, karena Allah tidak dapat disamakan dengan sesuatu. Sesuatu selain Allah disebut dengan makhluk. Allah berlainan dengan makhluk. Mahluk merupakan ciptaan Allah (laisa kamihlihi syaiun).

Melaksanakan shalat yang diwajibkan, artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa. Shalat yang wajib dilaksanakan lima kali sehari semalam yaitu shalat Maghrib, Isa, Subuh, Zuhur dan Asar. Rasul mengatakan : 

الصلاة عماد الدين
Artinya :”shalat merupakan tiang agama”.

Shalat merupakan amal ibadah, sebagai wujud bukti penghambaan diri kepada Allah. Menunaikan zakat yang diwajibkan yaitu zakat fitrah yang dilakukan sekali dalam setahun pada bulan Ramadhan. Kemudian zakat harta yang dikeluarkan apabila harta yang dimiliki telah sampai pada nisabnya. Mengeluarkan zakat sebagai pembersih diri dan wujud ketaqwaan kita kepada Allah serta mewujudkan rasa solidaritas sesama muslim antara sikaya dengan  simiskin.

Kemudian melaksanakan puasa wajib, yaitu puasa penuh satu bulan selama bulan Ramadhan. Puasa adalah menahan diri dari lapar dan dahaga dari waktu imsa’ sampai terbenamnya matahari.

Yang terakhir melaksanakan haji ke Baitul Haram, yang merupakan kewajiban dilaksanakan sekali seumur hidup. Acara ritual haji telah dimulai semenjak Nabi Ibrahim as. Semuanya hal di atas ibadah yang harus dilaksanakan bagi setiap pribadi muslim, karena dia merupakan ibadah yang merupakan kewajiban untuk pengabdian kepada Allah SWT, Sebagaimana pengabdian Nabi Ibrahim Kepada Allah SWT.

Selanjutnya apabila dilihat makna Islam sebagai kepatuhan, dapat dilihat dalam jagat raya, ada peraturan dan hukum yang berlaku bagi alam ini. Semua bertugas menurut posisi masing-masing seperti matahari, bumi, planet-planet berputar pada sumbunya masing-masing. Bulan beredar pada tempat edarannya dan lain-lainnya. Semua mengikuti hukum yang tidak berubah, karena alam semesta beserta seluruh isinya mematuhi hukum-hukum Allah, maka alam semesta secara keseluruhan mengikuti agama islam. Dapat dikatakan demikian karena arti islam itu sendiri adalah suatu penyerahan diri dan kepatuhan kepada Allah SWT, penguasa jagat raya.

Berkaitan dengan istilah islam, kata iman yang tersebut pada awal Hadis pertama, semakna denga islam. Nabi biasanya mengunakan kata iman dengan arti islam. tersebut dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 19.

  ان الدين عند الله الاسلام

Artinya:”Sesungguhnya agama yang (diakui) disisi Allah adalah Islam”. 

Selanjut pada pada Hadis tersebut di atas dibicarakan tentang Ihsan. Pengertian ihsan secara umum adalah beribadah kepada Allah dengan perasaan seakan-akan melihatnya, jika perasaan tersebut tidak dapat ditumbuhkan, maka hendaklah diyakini bahwa Allah melihat semua gerak gerik dan prilaku serta tidak ada sediktipun yang luput dari penglihatan Allah.
Oleh karena itu Allah mewajibkan ihsan dalam segala perbuatan, baik yang bathin maupun yang zahir (jawarih) yang dihadapkan kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi: 

   ان الله كتب الاحسان على كل شيئ

”Bahwasanya Allah mewajibkan (kita) berlaku ihsan terhadap segala sesuatu yang dikerjakan “.

Ihsan adalah jiwa iman dan islam. Iman dan islam diterima Allah jika berdasarkan ikhlas dengan kata lain, modal ihsan adalah ikhlas, sebab semua amal, baik yang bathiniah maupun yang lahiriyah, baru diterima jika dilandasi oleh ikhlas.

Dari penjelasan di atas, dapat diambil pemahaman, bahwa puncak dari iman dan islam adalah ihsan. Ini artinya orang telah sempurna keimanannya dan keislamannya akan mencapai suatu keadaan dimana ia dapat melakukan ibadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, bila kondisi ini tidak demikian padanya, ia akan selalu merasakan diawasi oleh Allah.
Perasaan melihat Allah atau dilihat Allah menyebabkan ibadah yang dilakukan seorang hamba dapat berlangsung dengan baik dan khusuk. Ibadahnya dapat memusatkan hanya pada Allah, dengan kata lain hanya Allah sajalah yang hadir dalam hatinya sewaktu dia melaksanakan ibadah bersimpuh pada Allah SWT.

Perasaan tersebut di atas, sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, karena merasa selalu terkontrol oleh Allah. Orang yang mempunyai perasaan demikian, tingkah lakunya selalu dalam keadaan baik, ia tidak berani melanggar aturan-aturan agama. Dengan demikian ihsan itu beramal saleh dan dapat menjauhkan orang dari perbuatan-perbuatan buruk.

Iman, Islam dan Ihsan merupakan tiga serangkai yang tidak bisa terpisah dalam kerangka agama Islam, seorang muslin apabila imannya sudah kokoh, dengan mengimplemtasikan rukun islam maka insya Allah hasilnya adalah Ikhsan

Maksudnya kesempurnaan agama (Islam) terletak pada tiga sendi tersebut. Hal ini diperjelas seorang tokoh Islam bernama Abdul Hamid yaitu, seorang yang hatinya benar-benar terikat pada iman (percaya pada Tuhan), pada islam (berserah diri sepenuhnya) dan menjalankan ihsan (berbuat baik) adalah seorang muslim.

Selanjut pada Hadis tersebut di atas ditanyakan oleh Jibril tentang waktu hari Kiyamat, tetapi Nabi tidak dapat menjawabnya, karena waktu kiyamat merupakan rahasia Allah SWT, dan itu sifatnya imani, harus diyakini bahwa hari kiyamat itu pasti akan tiba, buat memperhitungkan seluruh amal perbuatan manusia di permukaan bumi ini.

Itulah ajaran islam yang sistematis, ajaran yang benar dimana diawali dengan pertanyaan Iman, Islam dan Ikhsan. Mudah-mudahan Allah SWT selalu membimbing kita pada jalan kebenaran.

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "SISTEMATIS, AGAMA ISLAM SEPERTI ITU??? BERIKUT ULASANNYA."