IBADAH

BERBAGI BERITA IBADAH

Doakan Orang Tua Kami Yang Wafat Pada Saat Membela Islam 4 November


Demonstrasi besar-besaran kemarin yang dilakukan oleh massa dari masyarakat muslim di Indonesia diwarnai dengan kericuhan, dan akhirnya satu korban yaitu seorang ‘Orang Tua’ yang wafat karena tebakan gas air mata yang dilakukan Polri di depan Istana, sungguh kami menyayangkan sikap Polri yang tidak memperhatikan para demonstran yang banyak di ikuti oleh para ulama dan orang tua.

Kami segenap pengurus Nusatimes.com turut berduka cita atas meninggalnya orang tua kami M. Syahrie bin Umar yang menutup usia pada umur 65 tahun pada saat membela Agamanya di depan Istana Presiden RI.

Berikut kami kutip sebuah tulisan dari fans page Genarasi Pemuda Islam di sosial media Facebook.

PAK OYE YANG SAYA KENAL

Matahari belum begitu tinggi, ketika saya menyusuri jalan sempit paving blok perumahan Binong Permai blok F14 No 24. 51 meter sebelum tiba di Mushola Bina Ihsani, lantunan kalimat Thoyyibah mengumandang. Diselingi suara gemuruh Takbir yg bergema beberapa kali. Saya bergegas berwudhu. Jenazah M. Syahrie bin Umar sebentar lagi disholatkan.

“Saudara2 sekalian, hari ini kita akan menyolatkan jenazah seorang Mujahid. Kita yakin, almarhum ini mati syahid…” suara orang yg mewakili keluarga almarhum ini tercekat. Terdengar ia sesegukan. Kata2nya sejenak terhenti. Ia tak sanggup meneruskan. Suasana begitu haru menyelimuti hati para jama’ah yg memenuhi hingga shaf belakang Musholla Bina Ihsani.

“Saudara2 kita menjadi saksi, orang yang ada di hadapan kita ini mati Syahid. Karena ia mati dalam membela Agama, membela Al Qur’an…! Lanjut si pembuka prosesi sholat jenazah itu lantang.
“Allahu Akbar…, Allahu Akbar….!” Berkali-kali Takbir berkumandung menyambut kata-kata si pembawa acara.

Ketika sholat dimulai, yang diimami uUstadz Sulaiman, isak tangis para jama’ah pun pecah… Mereka haru mengiringi kepergian Mujahid gagah tersebut.

Saya mengenal Asy Syahid. Sederhana, periang, ramah dan amat bersemangat. Di Musholla Bina Ihsani ia dikenal sebagai dedengkotnya. Lantaran amat rajin membina kaum ibu dan remaja. Almarhum yg sehari2 disapa Pak Oye itu, amat bersemangat memfasilitasi setiap kegiatan dakwah, para kader dakwah.

“Ibu2 jangan lupa ya, dukung pak Sultoni,” ujarnya bersemangat di hadapan ibu2 yg berhasil dikumpulkannya di musholla Bina Ihsani, ketika saya berkampanye.
51 mtr. sesudah saya beranjak dari makamnya, saya msh saja tidak mampu menahan sesegukan isak tangis saya. Haru, bangga serta bercampur malu. Saya yang lebih muda dari almarhum, mengapa tidak berani ada di barisan depan waktu Tindakan Bela Islam 4 November 2016? Saya ini kan lebih muda? Tidak menderita penyakit seperti beliau? Lebih fresh, lebih sehat, lebih lincah? Namun mengapa almarhum yang jauh lebih tua, berpenyakit asma, lebih sepuh, malah lebih gagah semangat jihadnya membela kemuliaan Al Qur’an? 

Saya tercenung. Air mata saya berjatuhan, tidak mampu saya tahan. 

SELAMAT JALAN WAHAI MUJAHIDKU NAN PERKASA..! 

ENGKAU MEMANG CUMA SIMPATISAN DAKWAH, TAPI SEMANGAT JIHADMU SUNGGUH AMAT MILITAN..! 

Penulis Belum Di ketahui 

Dishare oleh : 

Haddad Assyarkhan/Adi Supriadi 
Twitter : @assyarkhan 

Usai cuplikan dari Nusatimes. com, sebagian tulisan kami menghilangkan untuk kenyaman pembaca. 

Mudah-mudahan tulisan ini bisa jadi satu pelajaran untuk Orang-orang serta Polri untuk lebih lagi memerhatikan beberapa pendemo yang menyebabkan hilangnya nyawa seorang. Serta kami harap semuanya, Polri mesti menjawab aksi unjuk rasa tempo hari dengan cepat, supaya semuanya orang-orang dapat tenang serta akan tidak ada lagi nyawa yang dikorbankan demi tuntutan untuk mengadili Ahok atas penistaan Agama yang dia kerjakan. (ns) 

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Doakan Orang Tua Kami Yang Wafat Pada Saat Membela Islam 4 November"